Jakarta - Sejumlah software yang digunakan oleh sistem TI KPU tak akan dimonopoli oleh satu tipe aplikasi. Sebab, piranti lunak open source dan proprietary bakal sama-sama dipilih untuk memperkuatnya. Dr Husni Fahmi dari Tim Pendampingan Teknis Teknologi Informasi Pemilu 2009 mengatakan, duet dari keduanya ini diharapkan dapat terwujud mengingat masing-masing kemampuan dari aplikasi tersebut sangat dibutuhkan untuk menyukseskan pesta demokrasi Tanah Air ini. "Semangat kami juga sebenarnya mengusung open source. Tapi di sistem yang lama (Pemilu 2004) itu gabungan antara proprietary dan open source," ujarnya kepada detikINET, Senin (16/3/2009). Selain itu perlu diketahui pula, jika ingin tetap memaksakan seluruh aplikasi menggunakan open source, maka tim TI KPU harus bekerja ekstra karena persiapan mereka yang sudah mepet. "Waktunya mepet sekali, ini saja KPU minta bantuan BPPT. Karena ini sudah tugas negara yang kita jalankan. Kita berusaha semaksimal mungkin," lanjut pria yang juga menjadi Chief Engineer BPPT ini. Dijelaskan Husni, pemilihan aplikasi open source dan proprietary nantinya tak akan tumpang tindih karena keduanya punya porsi sendiri-sendiri. Misalnya, untuk pembuatan website dan pemrograman menggusung open source. Sementara bagian proprietary untuk penggunaan scanner Intelligent Character Recognation (ICR). Pun demikian, kepastian pemilihan aplikasi yang akan digunakan itu juga tergantung dari pemenang tender sistem integerasi. Untuk bagian ini, Husni dan timnya baru akan bertemu dengan mereka pada minggu ini untuk melakukan koordinasi. "Tapi dari hasil review kami, mereka menggunakan open source," tukasnya, tanpa menyebut nama pemenang tender yang dimaksud. sumber: www.detik.com klik dengan penuh kelembutan
|